Saat Cinta Harus Terucapkan
Ada banyak alsan untuk itu. Meski kita mengakui bahwa laki-laki adalah makhluk yang diberkati dengan segudang keberanian, namun untuk urusan cinta, makhluk yang satu ini pun seringkali dibuat bingung. Takut ditolak, takut tidak bisa berkata-kata saat bersama si dia, sampai grogi kerap menjalari laki-laki ketika dia memikirkan untuk segera mengungkapkan cintanya. Karena pikiran-pikiran semcam itulah kerapkali seorang wanita harus menunggu berlama-lama, padahal dia sendiri tahu bahwa laki-laki yang dimaksud memiliki perasaaan yang sama, dan si wanita pun sudah memberikan sinyal kalau dia menunggu kalimat itu.
Sebenarnya apa yangmenajdi ketakutan-ketakutan tersebut? Apa yang menjadi alasan kaum lelaki sehingga begitu sulit mengungkapkan isi hatinya padahal perasaan cinta sudah begitu menggunung? Ini dia jawabannya:
Ø Takut akan tanggung jawab
- Ketakutan yang utama dari laki-laki saat dia diterima ciantanya adalah tanggungjawab atas apa yang diucapkannya. Ya, apa pun alasannya setelah ucapan cinta terucap dan si dia menerimanya, dengan sendirinya mereka berdua sudah terikat dalam beragam tanggung jawab, hak dan kewajiban sebagai seorang kekasih di mata kekasihnya. Apalagi jika harus berhadapan dengan yang namanya komitmen. Banyak laki-laki yang menganggap bahwa komitmen bisa menjadi penghalang dirinya untuk hidup bebas.
Ø Cinta tak selalu harus diungkapkan
- Alasan tersebut bisa saja keluar dari para lelaki yang memang benar-benar takut mengungkapkan kata cinta. Biasanya orang yang seperti ini lebih senang menyimpan kata cintanya. Dia akan cukup senang jika menghabiskan waktu bersama si dia, memberi perhatian dan mendapatkan respon balik yang baik. Baginya kata cinta adalah bukan untuk diungkapkan tapi dikeluarkan lewat perbuatan. Apakah dengan sikap seperti ini si dia pun bisa tahu? Bagaimana karena ketidaktahuannya itu justru membuat dia berpaling? Siapa yang rugi?
Ø Cinta bisa diungkapkan lewat bahasa tubuh
- Satu lagi jenis laki-laki yang membingungkan lawan jenisnya. Dia tidak mengungkapkan kata cinta, namun dia bisa memperlakukan pasangannya benar-benar sama seperti memperlakukan pada pacarnya. Misalnya saja saat menyebrang jalan, tanpa sungkan-sungkan tangan pasangannya diraihnya, saat berada bersama orang lain sedikit pun dia tak beranjak dari si dia. Laki-laki ini selalu menunjukkan sikap perhatiannya pada setiap saat setiap waktu apalagi saat bersama orang banyak yang menunjukkan bahwa laki-laki ini tak mau kehilangan diirnya. Lagi-lagi pertanyaan yang sama saya lontarkan? Apakah laki-laki seperti ini akan siap kalau dia ditinggalkan dirinya karena tak ada kata cinta? Ingat tidak setiap wanita mengerti dengan bahsa tubuh, tapi setiap wanita pasti akan mengerti dengan bahasa kata yang dikeluarkan dari mulut kaum laki-laki.
Ø Bingung sendiri.
- Laki-laki ini selalu kurang yakin dengan perasaannya. Apakah dia menyukainya. Apakah dia mencintainya? Apakah dia hanya menyukai dan mencintainya sebatas nafsu belaka? Karena tak ada jawaban yang nyata dari hatinya, akhirnya dia mengambil sikap untuk tidak mengungkapkan kata cintanya.
Ada banyak alsan untuk itu. Meski kita mengakui bahwa laki-laki adalah makhluk yang diberkati dengan segudang keberanian, namun untuk urusan cinta, makhluk yang satu ini pun seringkali dibuat bingung. Takut ditolak, takut tidak bisa berkata-kata saat bersama si dia, sampai grogi kerap menjalari laki-laki ketika dia memikirkan untuk segera mengungkapkan cintanya. Karena pikiran-pikiran semcam itulah kerapkali seorang wanita harus menunggu berlama-lama, padahal dia sendiri tahu bahwa laki-laki yang dimaksud memiliki perasaaan yang sama, dan si wanita pun sudah memberikan sinyal kalau dia menunggu kalimat itu.
Sebenarnya apa yangmenajdi ketakutan-ketakutan tersebut? Apa yang menjadi alasan kaum lelaki sehingga begitu sulit mengungkapkan isi hatinya padahal perasaan cinta sudah begitu menggunung? Ini dia jawabannya:
Ø Takut akan tanggung jawab
- Ketakutan yang utama dari laki-laki saat dia diterima ciantanya adalah tanggungjawab atas apa yang diucapkannya. Ya, apa pun alasannya setelah ucapan cinta terucap dan si dia menerimanya, dengan sendirinya mereka berdua sudah terikat dalam beragam tanggung jawab, hak dan kewajiban sebagai seorang kekasih di mata kekasihnya. Apalagi jika harus berhadapan dengan yang namanya komitmen. Banyak laki-laki yang menganggap bahwa komitmen bisa menjadi penghalang dirinya untuk hidup bebas.
Ø Cinta tak selalu harus diungkapkan
- Alasan tersebut bisa saja keluar dari para lelaki yang memang benar-benar takut mengungkapkan kata cinta. Biasanya orang yang seperti ini lebih senang menyimpan kata cintanya. Dia akan cukup senang jika menghabiskan waktu bersama si dia, memberi perhatian dan mendapatkan respon balik yang baik. Baginya kata cinta adalah bukan untuk diungkapkan tapi dikeluarkan lewat perbuatan. Apakah dengan sikap seperti ini si dia pun bisa tahu? Bagaimana karena ketidaktahuannya itu justru membuat dia berpaling? Siapa yang rugi?
Ø Cinta bisa diungkapkan lewat bahasa tubuh
- Satu lagi jenis laki-laki yang membingungkan lawan jenisnya. Dia tidak mengungkapkan kata cinta, namun dia bisa memperlakukan pasangannya benar-benar sama seperti memperlakukan pada pacarnya. Misalnya saja saat menyebrang jalan, tanpa sungkan-sungkan tangan pasangannya diraihnya, saat berada bersama orang lain sedikit pun dia tak beranjak dari si dia. Laki-laki ini selalu menunjukkan sikap perhatiannya pada setiap saat setiap waktu apalagi saat bersama orang banyak yang menunjukkan bahwa laki-laki ini tak mau kehilangan diirnya. Lagi-lagi pertanyaan yang sama saya lontarkan? Apakah laki-laki seperti ini akan siap kalau dia ditinggalkan dirinya karena tak ada kata cinta? Ingat tidak setiap wanita mengerti dengan bahsa tubuh, tapi setiap wanita pasti akan mengerti dengan bahasa kata yang dikeluarkan dari mulut kaum laki-laki.
Ø Bingung sendiri.
- Laki-laki ini selalu kurang yakin dengan perasaannya. Apakah dia menyukainya. Apakah dia mencintainya? Apakah dia hanya menyukai dan mencintainya sebatas nafsu belaka? Karena tak ada jawaban yang nyata dari hatinya, akhirnya dia mengambil sikap untuk tidak mengungkapkan kata cintanya.